Konsep subnetting sebetulnya
melingkupi pertanyaan-pertanyaan berikut:
·
Berapa
banyak subnet yang bisa dihasilkan sebuah subnet mask?
·
Berapa banyak host yang valid pada
setiap subnet?
·
Subnet-subnet mana saja yang
valid?
·
Mana yang termasuk broadcast
address untuk setiap subnet.
·
Host-host
mana saja yang valid untuk setiap subnet.
Subnetting Pada Alamat
Kelas C
Pada alamat kelas C, hanya
tersedia 8 bit untuk mendefinisikan host. Subnet mask kelas C yang mungkin
adalah sebagai berikut :
Binary;Desimal; Singkatan
10000000; 128; /25 (tidak
valid)
11000000; 192; /26
11100000; 224; /27
11110000; 240; /28
11111000; 248; /29
11111100; 252; /30
11111110; 254; /31 (tidak valid)
11000000; 192; /26
11100000; 224; /27
11110000; 240; /28
11111000; 248; /29
11111100; 252; /30
11111110; 254; /31 (tidak valid)
Untuk contoh perhitungan
subnetting, saya menggunakan 255.255.255.192
192 = 11000000
Pada bilangan binary diatas (11000000), bit 1 mewakili
bit-bit subnet dan bit 0 mewakili bit-bit host yang tersedia pada setiap
subnet. 192 memberikan 2 bit untuk subnetting dan 6 bit untuk mendefinisikan
host pada masing-masing subnet.
Apa saja subnet-subnetnya? Karena bit-bit subnetnya tidak
boleh semuanya off (bernilai 0 semua) atau on (bernilai 1 semua) pada saat yang
bersamaan, maka ada 2 subnet mask yang valid.
01000000 = 64
10000000 = 128
10000000 = 128
Alamat dari host yang valid akan didefinisikan sebagai
nomor-nomor diantara subnet-subnet tersebut, dikurangi dengan dua nomor;
1)nomor yang semua bit host bernilai 0 (off) dan, 2) nomor dengan bit host
bernilai 1 (on).
Untuk menentukan host-host ini, pertama kita harus
menentukan subnet dengan membuat semua bit host off, lalu membuat semua bit
host on untuk mencari alamat broadcast untuk subnet tersebut. Host yang valid
harus berada diantara kedua nomor atau alamat tersebut.
Subnet 64
01000000 = 64 (Network)
01000001 = 65 (Host pertama yang valid)
01111110 = 126 (Host terakhir yang valid)
01111111 = 127 (Broadcast)
01000000 = 64 (Network)
01000001 = 65 (Host pertama yang valid)
01111110 = 126 (Host terakhir yang valid)
01111111 = 127 (Broadcast)
Subnet 128
10000000 = 128 (Network)
10000001 = 129 (Host pertama yang valid)
10111110 = 191 (Host terakhir yang valid)
10111111 = 192 (Broadcast)
10000000 = 128 (Network)
10000001 = 129 (Host pertama yang valid)
10111110 = 191 (Host terakhir yang valid)
10111111 = 192 (Broadcast)
Mungkin kelihatan agak rumit yah, sekarang kita coba cara
cepat dan gampang untuk menghitung subnet. Pada bagian ini penting sekali untuk
menghafalkan hasil-hasil pemangkatan angka 2.
Berikut cara cepatnya :
Berikut cara cepatnya :
·
Jumlah subnet : 2^x – 2 = jumlah
subnet. X adalah jumlah bit 1 disubnet mask. Contoh disubnet mask 11000000,
jumlah bit 1 ada 2, maka jumlah subnet 2^2 – 2 = 2 subnet.
·
Jumlah Host : 2^y – 2 = jumlah
host persubnet. Y adalah jumlah bit dibagian host atau bit 0. Contoh disubnet
mask 11000000, jumlah bit 0 ada 6, maka jumlah host persubnet adalah 2^6 – 2 =
62 host.
·
Subnet
yang valid : 256 – subnet mask = ukuran blok atau bilangan dasar. Contoh, 256 –
192 = 64. Maka 64 adalah blok size dan subnet pertama adalah 64. Subnet
berikutnya adalah bilangan dasar ditambah dirinya sendiri, atau 64 + 64 = 128
(sebnet kedua). Teruslah ditambah bilangan dasar pada dirinya sendiri mencapai
nilai dari subnet mask, yang bukan merupakan subnet yang valid karena semua
bit-nya adalah 1 (on).
·
Alamat
broadcast untuk setiap subnet : Alamat broadcast adalah semua bit host dibuat
menjadi 1, yang mana merupakan nomor yang berada tepat sebelum subnet
berikutnya.
·
Host
yang valid : Host yang valid adalah nomor diantara subnet-subnet dengan
menghilangkan semua 0 dan semua 1.
Sampai disini gimana…? Masih belum paham…?
OK. Untuk memuaskan hasrat narsis Anda (hehehe), saya akan memberikan beberapa contoh soal.
OK. Untuk memuaskan hasrat narsis Anda (hehehe), saya akan memberikan beberapa contoh soal.
Alamat network = 192.168.10.0; subnet mask =
255.255.255.240;
·
Jumlah Subnet ? 240 = 11110000
dalam binary, 2^4 -2 = 14 subnet yang valid.
·
Host ? bit host = 2^4 – 2 = 14
host yang valid.
·
Subnet
yang valid ? 256 – 240 = 16; 16 + 16 = 32; 32 + 16 = 48; 48 + 16 = 64; 64 + 16
= 80; 80 + 16 = 96; 96 + 16 = 112; 112 + 16 = 128; 128 + 16 = 144; 144 + 16 =
160; 160 + 16 = 176; 176 + 16 = 192; 192 + 16 = 208; 208 + 16 = 224; 224 + 16 =
240; stop. Nah,,, subnet yang valid adalah 16, 32, 64, 80, 96, 112, 128, 144,
160, 176, 192, 208, 224. 240 tidak termasuk karena sudah
merupakan subnet masknya kita.
·
Alamat broadcast tiap subnet ?
Selalunya adalah nomor yang terletak sebelum subnet berikutnya.
·
Host yang valid ? Nomor yang
terletak antara subnet dan alamat broadcast.
Alamat network = 192.168.20.0; subnet mask =
255.255.248.0;
·
Jumlah subnet ? 248 = 11111000
dalam binary, 2^5 – 2 = 30 subnet.
·
Host yang valid ? 2^3 – 2 = 6
host.
·
Subnet yang valid ? 256 – 248 = 8;
8 + 8 = 16; 16 + 8 = 24; dan seterusnya dimana hasilnya ditambahkan dengan
dirinya sendiri dan berhenti sampai 248. Itulah subnet yang valid.
·
Alamat broadcast ? Pasti nomor
yang terletak sebelum subnet berikut.
·
Host yang valid ? Nomor yang
terletak antara subnet dan alamat broadcast.
Alamat node = 192.168.10.33; subnet mask =
255.255.255.224;
Untuk mengerjakan soal seperti
ini sangatlah gampang. Pertama, tentukan subnet dan alamat broadcast dari
alamat-alamat IP diatas. Kita dapat melakukannya dengan menjawab pertanyaan
nomor 3 dari kelima pertanyaan besar tadi (subnet manakah yang valid?). 256 – 224 = 32; 32 + 32 = 64. Nah… alamat
node 192.168.10.33 berada diantara dua subnet dan pasti merupakan bagian dari
subnet 192.168.10.32. Subnet berikutnya yaitu 64, jadi alamat broadcast yaitu
63 (ingat… bahwa alamat broadcast dari sebuah subnet selalu nomor yang berada
tepat sebelum subnet berikutnya). Range host yang valid adalah 33 – 62.
Pertama, subnet mask yang bisa
digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena
masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan
blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class
C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti
Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30
(kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai
oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.
Sekarang kita coba dua soal untuk kedua teknik
subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan
CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18
berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
·
Jumlah Subnet = 2x, dimana x
adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 =
4 subnet
·
Jumlah Host per Subnet = 2y - 2,
dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet
terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 - 2 = 16.382 host
·
Blok
Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
·
Alamat host dan broadcast yang
valid?
Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk
yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address
172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25
berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
·
Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
·
Jumlah Host per Subnet = 27 - 2 =
126 host
·
Blok
Subnet = 256 - 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
·
Alamat host dan broadcast yang
valid?
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantap dan paham benar, kita lanjut ke Class A.
Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok
subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2
oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian
subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet
mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas
A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000
(255.255.0.0).
Penghitungan:
·
Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
·
Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 =
65534 host
·
Blok
Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, dan seterusnya.
·
Alamat host dan broadcast yang
valid?
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan
bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi
terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP
Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya
secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command
ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta
soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x
- 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar